JAKARTA- Apa Itu fenomena Super New Moon, pemicu banjir rob dan gelombang tinggi menarik diulas. Hal ini dikarenakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adanya fase Bulan Baru yang bersamaan dengan Perigee (Jarak terdekat bulan ke bumi) pada tanggal 21 Januari 2023 berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.
Lantas apa itu fenomena Super New Moon ini terjadi hanya beberapa jam setelah bulan baru terjadi.
Tepatnya ketika matahari dan bulan berbagi garis bujur langit yang sama, akan memunculkan fase baru. Dalam proses ini tidak dapat melihat bulan dari Bumi karena sisi yang diterangi menghadap jauh dari planet.
Satu-satunya cara untuk melihat bulan baru adalah saat ia lewat di depan matahari, menyebabkan gerhana matahari, yang tidak terjadi bulan ini. (Yang berikutnya dijadwalkan pada 20 April).
Follow Berita Okezone di Google News
Bulan baru Januari akan terjadi pada hari Sabtu (21 Januari), berdasarkan data US Naval Observatory. Sehari kemudian, akan ada konjungsi Venus dan Saturnus di dekat bulan yang terlihat dengan mata telanjang.
Menariknya Super New Moon atau proses gerhana bulan ini akan membawa volume air laut dan bahkan akan mengirim gelombang besar.
Selama bulan baru, baik bulan maupun matahari menarik dari sisi yang sama, menyebabkan kisaran pasang surut yang lebih besar. Ini terjadi setiap 29 hari, sekali per orbit bulan, tetapi akan sedikit berbeda. Itu lebih dekat daripada bulan baru lainnya di tahun ini tepatnya 357.175 km dari Bumi. Itu membuatnya menjadi gerhana bulan.
Sebelumnya, Sejumlah daerah di kawasan pesisir Indonesia berpotensi dilanda banjir rob setelah adanya fenomena super new moon.
“Adanya fenomena Super New Moon atau fase Bulan Baru yang bersamaan dengan Perigee (Jarak terdekat bulan ke bumi) pada tanggal 21 Januari 2023 berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum,” ungkap Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG.
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut BMKG, banjir rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, di antaranya di Pesisir Aceh, Pesisir Sumatera Utara, Pesisir Sumatera Barat, Pesisir Lampung, Pesisir Kepulauan Riau, Pesisir Bangka Belitung.
Kemudian di pesisir utara DKI Jakarta, pesisir Jawa Barat, pesisir Jawa Tengah, pesisir Jawa Timur, pesisir Bali, pesisir Nusa Tenggara Barat, pesisir Kalimantan Barat, pesisir Kalimantan Tengah, pesisir Maluku Utara, pesisir Maluku, pesisir utara Papua, pesisir Papua Selatan.
Eko pun menegaskan potensi banjir pesisir rob ini berbeda waktu mulai hari dan jam di tiap wilayah, yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
“Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Pasang Maksimum Air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG,” imbaunya.
(RIN)
Source link
