NGINFO – Ketua BNSP, Syamsi Hari memberikan kepercayaan penuh kepada Anggota Komisomer BNSP, Amilin, untuk mewakili BNSP sebagai representasi Pemerintah Republik Indonesia dalam berbagai kegiatan Internasional terkait isu tentang sertifikasi kompetensi profesional bagi tenaga kerja.
Kepala Biro Kerjasama Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia (Kemnaker RI), Muhammad Arif Hidayat, mengundang BNSP untuk hadir dalam rapat yang diselenggarakan di Kantor Kemnaker RI, Jakarta (19/01/24).
Pertemuan ini dimaksudkan untuk menyiapkan modalitas posisi Indonesia yang akan dilaporkan pada pertemuan the 17th IMT-GT Strategic Planning Meeting-Breakout Session Meeting yang akan diselenggarakan pada tanggal 19 Februari 2024 dalam kegiatan Working Group on Human Resources Development (WGHRD).
Dalam kesempatan ini, BNSP turut serta hadir untuk berkontribusi dalam penguatan program kerjasama Triangle Countries tersebut. Syamsi Hari, Ketua BNSP, mengutus Amilin untuk hadir memenuhi undangan penting dan sangat strategis ini untuk turut berperan aktif di dalamnya.
Amilin, merupakan Komisioner BNSP Periode 2023-2028, yang saat ini masih menjabat sebagai Guru Besar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sangat diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam kerangka hubungan kerja sama sub regional ketiga negara tersebut, khususnya dalam menyusun perencanaan strategis jangka panjang dalam proyek Skills Recognition Arrangement for The Welding Manufacturing.
Gagasan tentang Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) diprakarsai oleh mantan Perdana Menteri Malaysia, HE Tun Dr. Mahathir Mohammad. Pada tahun 1993, mantan Presiden Indonesia, HE Soeharto, Perndan Menteri Thailand, HE Cuan Leekpai dan HE Tun Dr. Mohammad mendukung formalisasi IMT-GT di Langkawi, Malaysia.
IMT-GT memberikan kerangka sub-regional untuk mempercepat kerja sama ekonomi dan integrasi negara-negara anggota dan provinsi di ketiga negara. IMT-GT mendorong pertumbuhan ekonomi yang dipimpin oleh sektor swasta dan memfasilitasi pembangunan sub-kawasan secara keseluruhan dengan memanfaatkan saling melengkapi keunggulan komparatif negara-negara anggota.
Dalam pertemuan ini, Amilin mengusulkan: “pada tahun 2024 ini, proyek Skills Recognition Arrangement for The Welding Manufacturing harus sudah mulai dijalankan.” Demi kelancaran dan kesuksesan proyek ini, pihak Pemerintah Republik Indonesia akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik pemangku kepentingan di tingkat nasional maupun internasional, salah satunya dari International Labour Organization (ILO).
“Keberhasilan pelaksanaan program IMT-GT untuk proyek Skills Recognition ini merupakan salah satu legacy, sekaligus untuk meningkatkan rasa percaya diri (proud) Indonesia di mata Internasional“, ujar Amilin.