Warga Aceh silih berganti berdatangan, membaca surah Yasin hingga memanjatkan doa untuk para keluarga dan kerabat dekat yang menjadi korban keganasan bencana gempa dan tsunami Aceh 18 tahun silam.
Suara isak tangis para peziarah pun terdengar. Rasa duka dan rindu terhadap keluarganya yang telah tiada. Gelombang mahadahsyat belasan tahun lalu tetap membekas pada sanubari rakyat Aceh.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat peringatan Tsunami Aceh, masyarakat berdatangan untuk berziarah ke kuburan massal baik yang ada di Siron Aceh Besar, maupun di Ulee Lheue, Banda Aceh.
Diwartakan Kantor Berita RMOLAceh, warga sudah mulai memadati lokasi sejak pagi. Masyarakat yang datang membawa bunga-bunga dan air mineral, serta membaca surah Yasin. Tak sedikit dari mereka juga membawa tikar untuk alas duduk dan payung.
Masyarakat yang datang berziarah tak hanya muslim, akan tetapi warga nonmuslim juga berbaur di sana. Mereka juga melakukan ritual sesuai kepercayaannya, mengirimkan doa kepada keluarga yang telah tiada.
Ritual doa ini tidak hanya dilakukan di kuburan massal Siron, tapi juga di kuburan massal Ulee Lheue Banda Aceh, saban momen peringatan tsunami.
Pada tahun ini, Pemerintah Aceh menggelar peringatan momen 18 tahun gempa dan tsunami Aceh dipusatkan di kuburan massal Gampong Siron, Aceh Besar.
Pada peringatan 18 thun Tsunami Aceh ini, hadir Penjabat (Pj) Gubernur Achmad Marzuki, Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Malik Mahmud Al-Haythar, Ketua DPR Aceh Samsul Bahri alias Pon Yaya, Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar, dan Forkopimda Aceh lainnya.
Kemudian hadir juga Pj Kota Banda Aceh Bakri Siddiq, Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, anggota DPR RI asal Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, ulama Aceh Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau Tusop.
Source link