Telegraf – Sekjen dan inisiator Gerakan Menangkan Indonesia (Gemini) Club Koeshondo W. Widjojo mendorong para milenial dan gen Z serta kalangan muda untuk sadar dan aware dengan ikut terjun ke dunia politik, baik dalam politik edukasi atau politik profesional dalam tataran praksis, bukan justru menjauhinya, hal itu dikemukakan untuk menjawab tantangan politik nasional maupun global, untuk ikut berperan serta secara aktif membawa Indonesia menjadi lebih baik di masa mendatang.
“Anak muda itu sudah saatnya melek politik, bukan malah menjauhi dan mengabaikannya, jangan berpikir bahwa dunia politik itu tidak asik, politik itu sangat menarik, banyak seninya, walaupun kadang masih banyak yang terlihat berperan adalah para generasi tua, sebenarnya anak muda itu mempunyai idealisme yang tinggi, mereka sesungguhnya ingin Indonesia menjadi lebih baik dan maju, karena semua menyangkut masa depan mereka juga,” kata Wiwid sapaan akrabnya, Selasa (19/12/2023).
Karena itu menurut Wiwid, anak muda harus ikut berpolitik agar dapat menyalurkan idealisme dan merumuskan berbagai kebijakan publik yang lebih baik bagi masyarakat luas dan masa depannya.
“Kalangan muda menjadi eksponen penting dalam peningkatan kualitas mutu politik di Tanah Air. Sayangnya, antusiasme generasi muda untuk mengikuti isu-isu politik masih rendah. Partai politik maupun tim sukses capres-cawapres diharapkan mengambil peran anak muda secara serius dengan memberikan ruang yang cukup untuk mendongkrak keterlibatan anak muda demi membangun paradigma baru dunia politik yang mencerdaskan dan penuh suka cita,” ungkapnya.
Generasi muda merupakan garda depan dalam menyongsong masa depan bangsa yang cerah. Bukan hanya sosok-sosok di pemerintahan maupun parlemen, publik luas juga diharapkan mampu memahami persoalan-persoalan negeri demi menghadirkan dialektika politik yang konstruktif dan partisipatif.
Dari sisi populasi, setidaknya 4 dari 10 penduduk di Indonesia adalah generasi muda. Kurang lebih pada 2022, ada sebanyak 17,1 persen merupakan penduduk berusia 15 hingga 24 tahun, 8 persen merupakan penduduk berusia 25 hingga 29 tahun, dan 16 persen merupakan penduduk berusia 30 hingga 39 tahun. Tiga kelompok usia pertama lazim disebut dengan gen Z, sementara kelompok kedua disebut sebagai gen Y dan kelompok ketiga sebagai milenial.
“Dahulu jaman sebelum Indonesia merdeka, para politisi justru banyak di dominasi oleh peran anak muda, contohnya Bung Karno yang sejak belia sudah terjun dan mengasah kemampuan politiknya, hingga akhirnya menjadi seorang proklamator bangsa. Saya harap semakin kesini justru akan semakin banyak lagi anak muda yang idealis, berintegritas, dan berkomitmen membangun kemampuan politiknya dari bawah agar menjadi matang, tentu tujuannya melayani publik dan terjun ke dunia politik profesional,” ujarnya.
Dengan begitu, ia berharap politik Indonesia di masa depan akan diisi oleh anak-anak muda yang berbakat dan cakap, yang matang pengetahuan politiknya karena benar-benar diasah dari bawah, benar-benar bisa bekerja keras untuk melayani rakyat, bukan pihak-pihak pelaku politik pragmatis saja, yang hanya menginginkan jabatan, kekayaan, dan kekuasaan dalam orientasi politiknya.
Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) tersebut juga menyatakan bahwa peran kaum muda sangat penting untuk menjaga, melindungi, dan mengarahkan demokrasi Indonesia di masa depan agar tidak acak-acakan seperti sekarang ini.
“Anak muda lebih jujur bertindak dengan memegang idealismenya, peran mereka sangat krusial karena arah implementasi demokrasi Indonesia di masa depan ada di tangan mereka,” bebernya.
Oleh karena itu menurut Wiwid, sangat penting bagi anak muda melek seluasnya tentang isu-isu politik, agar cakrawala berpikir mereka juga terbuka soal bagaimana demokrasi di Indonesia ini berjalan. Dengan memiliki konsep politik konstruktif dan berkemajuan, dan dengan pola pikir yang demokratis hal tersebut sesuai dengan apa yang sudah dicita-citakan oleh para pendahulu dan para pendiri bangsa agar bisa mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dia mengatakan dalam perjuangan sekarang ini, sudah saatnya anak muda berperan aktif sebagai suksesi di alam perpolitikan nasional yang semakin sangat cair.
“Ayo anak muda Indonesia, sudah saatnya untuk ikut dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia, agar demokrasi yang sehat tetap terjaga dan dapat benar-benar terwujud, tentunya sekarang ini tahun politik, jadi anak muda harus bisa ikut serta dalam pesta demokrasi yang sesungguhnya dengan ikut memilih pemimpin bangsa yang berkualitas dan sudah teruji track recordnya di dunia politik, punya skill dan kapasitas memimpin negara dengan baik dan mumpuni, tidak hanya yang sekedar menjual janji dan kata-kata, juga bukan pemimpin yang dilahirkan dengan dikarbit atau direct dari jalur kekuasaan,” tandasnya.
Source link