Pada waktu normal dan babak tambahan, gol Argentina diciptakan oleh Lionel Messi dari titik penalti pada menit ke-23 dan pada menit ke-108 serta Angel Di Maria pada menit ke-36, sedangkan Prancis membuat tiga gol balasan lewat Kylian Mbappe pada menit ke-80 (P) dan ke-81, serta ke-118 (P), demikian laman resmi FIFA.
Setelah bermain imbang hingga akhir babak tambahan, Argentina memenangi babak adu penalti ketika keempat eksekutornya berhasil menjebol gawang Lloris, di saat Kingsley Coman mendapati tembakannya ditepis kiper Emiliano Martinez dan tendangan Aurelien Tchouameni melebar.
Itu merupakan gelar ketiga Argentina di Piala Dunia setelah terakhir kali memenangi turnamen itu pada 1986. Kemenangan itu juga mewujudkan mimpi Lionel Messi di pentas tertinggi sepak bola pada apa yang kemungkinan menjadi Piala Dunia terakhirnya.
Baca juga: Lionel Messi: ini adalah Piala Dunia terakhir saya
Sejak sepak mula, Albiceleste tak membuang waktu dan langsung bermain menyerang.
Dimainkan sebagai starter untuk pertama kalinya sejak fase grup, Di Maria kembali membuktikan dirinya sebagai pemain krusial Argentina yang ditempatkan di sayap kiri saat pelatih Lionel Scaloni menggunakan formasi tiga penyerang yang dilengkapi oleh Julian Alvarez dan Lionel Messi.
Ketika pertandingan baru berjalan 23 menit, Argentina mendapat hadiah penalti ketika Di Maria, yang mengelabuhi Ousmane Dembele dengan gocekannya, menusuk dari sisi kiri namun dijatuhkan di area terlarang oleh pemain depan Prancis itu.
Messi dengan sukses melaksanakan tugasnya sebagai algojo dan menyarangkan bola ke sisi kanan gawang Hugo Lloris.
Dengan gol tersebut, Messi mencatatkan namanya sebagai pemain pertama dalam sejarah Piala Dunia yang mencetak gol pada fase grup, 16 besar, semifinal, hingga final dalam satu edisi turnamen tersebut.
Di Maria membuat gol kedua bagi Argentina menyusul serangan balik setelah Upamecano kehilangan bola. Alexis Mac Allister kemudian mengirim umpan silang ke tiang jauh di mana Di Maria yang berdiri bebas meneruskannya melewati Lloris untuk membuat riuh pendukung Argentina di stadion.
Baca juga: Messi dan Di Maria bawa Argentina sementara unggul 2-0 atas Prancis
Prancis mencoba membuat respons cepat, namun mereka kesulitan menjaga penguasaan bola. Mbappe mencoba menusuk dari kiri namun berkali-kali dipatahkan oleh Molina.
Skuad asuhan Didier Deschamps bahkan belum mencatatkan upaya tembakan jelang turun minum di saat Argentina mendominasi dengan enam upaya, yang tiga di antaranya mengarah ke gawang.
Deschamps tampak tak senang dengan tumpulnya lini depan Prancis dan memutuskan untuk menarik Dembele dan Olivier Giroud sebelum memasukkan Randal Kolo Muani dan Marcus Thuram, yang keduanya tampil sebagai supersub saat laga semifinal melawan Maroko, sedangkan Mbappe bergeser ke tengah.
Setelah memberi tambahan waktu tujuh menit, Wasit asal Polandia Szymon Marciniak mengakhiri paruh pertama yang menyaksikan keganasan penampilan Argentina di saat Prancis mati kutu.
Baca juga: Martinez kobarkan semangat Argentina, siap jadi “underdog” di final
Baca juga: Didier Deschamps arsitek di balik angker dan tangguhnya Prancis
Selanjutnya: Babak kedua
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Source link